Menurutku,
film ini menceritakan seorang wanita yang terlalu pemilih untuk mencari
pasangan atau tambatan hatinya. Sampai-sampai ia membuat 10 checklist criteria
laki-laki idamannya. Dan tak satupun ada laki-laki yang bisa memenuhi kesepuluh
criteria itu. Di tengah profesi yang dijalaninya sebagai penulis (undercover)
cover story majalah Cosmopolitan, profesi yang sangat ia idam-idamkan, Lane Daniels
(Hilary Duff) dituntut oleh editornya Kate White (Jaime Pressly) untuk bisa
berkencan dengan laki-laki ‘berjas’, yang dimaksud disini adalah laki-laki
kelas bisnis yang bekerja di perkantoran. Sehingga dengan terpaksa ia harus
beralih karir ke dunia bisnis untuk menemukan dan berkencan dengan seorang pria
yang memiliki keseluruhan criteria dalam checklistnya tersebut (Magic
Man—sebutannya) dan ia tidak diperbolehkan untuk berkencan dengan laki-laki
lainnya selain laki-laki ‘berjas’. Ia pun melamar pekerjaan di sebuah
perusahaan investasi Thomson Fulworth dengan berbekal resume karangannya yang
benar-benar mengesankan. Baginya, resume itu hanya sebagai sebuah kontes untuk
melihat siapa yang paling banyak berbohong. Banyak akal-akal konyol yang ia
gunakan agar ia bisa diterima bekerja di perusahaan itu. sampai akhirnya ia
diterima oleh perusahaan itu sebagai asisten baru direktur pelaksana departemen
itu, Tom Reinhart (Michael McMillian). Perusahaan Thomson Fulworth ini memang
didominasi oleh karyawan laki-laki. Selama bekerja, Lane yang cantik dan stylish
tentunya dengan mudah bisa berkenalan dengan banyak laki-laki dan mengajaknya
untuk mengobrol, namun mereka hanya memenuhi 1 atau 2 kriteria dalam
checklistnya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang laki-laki tampan dengan
british aksennya yang seksi bernama Liam (Chris Carmack). Liam nyaris sempurna
di mata Lane, karena Liam memenuhi 9 dari 10 kriteria yang ada. Hanya saja Liam
bukanlah laki-laki berjas. Sedangkan Lane sudah dituntut untuk tidak berkencan
dengan laki-laki lain selain pria berjas. Akankah ada laki-laki yang mampu
memenuhi kesepuluh criteria yang ada dalam checklist Lane? Bagaimana akhir
ceritanya? Saksikan saja film ini. Dijamin, kalian pasti akan terhibur dengan tingkah-tingkah
jenaka Lane Daniels, dan juga didukung oleh aktor-aktor lawan main Hillary duff
yang bisa membuat kita cuci mata B)
Menurutku,
kelebihan dari film ini ialah openingnya yang cukup mengesankan bagiku. Dan sudut
pandang yang digunakan dalam film Gil Junger ini ialah sudut pandang orang
pertama pelaku utama. Sehingga film yang diadaptasi dari sebuah novel Diary of a Working Girl milik Daniella
Brodsky ini memiliki ending yang
cukup mengejutkan dan benar-benar unexpected.
Namun,
kelemahan dari film ini ialah terjadi pembunuhan karakter bagi Seth (Matt
Dallas) karena dia nampak hanya sebagai figuran namun namanya saja yang terus
didengung-dengungkan. Tapi itu tidak cukup fatal, karena mungkin itu memang
bagian dari ide Gil Junger sendiri. Selanjutnya, peran French Model (Brandi
Coleman) tidak cukup berpengaruh dalam film. Namun, ia sering muncul menjadi
sahabat Lane. Jadi kesannya, keberadaan Brandi Coleman itu benar-benar terasa
garing (Maaf, hanya berpendapat). Selanjutnya detailnya masih kurang pas. Banyak
adegan yang nampaknya Gill Junger kurang peka memperhatikan detailnya. Salah satunya,
ketika Lane bertemu dan berbincang-bincang dengan Fashion Editor (Patricia
French) awalnya Patricia melepas kacamatanya, namun tiba-tiba saja tanpa ada
adegan Patricia memasang kacamatanya, kacamatanya secara tiba-tiba sudah
bertengger di hidungnya. Memang itu tidak fatal, namun itu cukup menganggu. Mungkin
editingnya masih perlu ditingkatkan lagi. Terima kasih J